Jumat, 19 Desember 2008

insentif dan bonus


INSENTIF
Prestasi para kaiyawan, terutama ditimbulkan oleh dua hal yaitu kemampuan dan
daya dorong. Kemampuan seseorang ditetitukan oleh kualifikasi yang dimilikinya,
seperti pendidikan, pengalaman dan sifat-sifat pribadi, sedangkan daya dorong
dipengaruhi oleh sesuatu dalam diii seseorang dan hal-hal diluar dirinya.
Daya dorong yang ada dalana diri seseorang, sering disebut motif. Daya
dorong diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pemimpin dan faktor-faktor lain
yang turut mempengaruhinya. Pemimpin harus dapat memilih sarana atau alat yang
sesuai untuk meningkatkan semangat kerja kaiyawan tanpa membawa pengarah
negatif terhadap organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya.
Insentif merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan prestasi kerja
karyawan, yaitu dengan cara mengetahui apa yang dibutuhkan mereka dan
berusaha untuk memenuhinya. Sedangkan individu-individu biasanya akan
terdorong untuk berperilaku sedemikian rapa yang mereka rasakan akan mengarah
kepada perolehan ganjaran.
Mengenai insentif Sarwoto memberikan batasan bahwa,
Insentif adalah sarana motivasi dengan memberi bantuan sebagai suatu
perangsang atau dorongan yang diberikan dengan sengaja kepada para
pekerja agar dalam dirinya timbul semangat yang lebih besar untuk
berprestasi bagi organisasi. (Sarwoto, 1995,141-142)
Dari uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa program pemberian
insentif dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi karyawan dan oleh
karenanya insentif dapat pula didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Keith Davis dan Williem Werther adalah:
Incentive system link compensation and performance by paying employees
for their actual result, not for seniority at for hour worked.(Keith Davis &
WilliemWerther,1996,33)
(Bahwa sistem insentif itu menghubungkan kompensasi dan prestasi
karyawan dengan membayar paling sesuai dengan hasil kerja mereka dan
bukan karena kesenioritas atau lamanya mereka bekerja).
Sementara itu Warker mengemukakan:
The purpose company incentive plants to encourage employees to perform
or to produce at extra ordinaiy level.
(Tujuan dari rencana tnsentif perusahaan adalah untuk mendorong
karyawan agar meningkatkan prestasinya atau menghasilkan output pada
tingkat yang melebihi staiidar).
Jadi dapat disimpulkan bahwa insentif adalah sebagai suatu dorongan yang
sengaja diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk membangun, memelihara,
dan memperkuat harapan-harapan karyawan agar dalam diri mereka timbul
semangat yang lebih besar berprestasi bagi organisasi.
Atau dengan kata lain:
1. Mereka merasa insentif yang diberikan dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
2. Upaya atau kemampuan yang akan dilakukan mungkin mengarah pada
perolehan insentif
Pengertian insentif merapakan "suatu bentuk motivasi yang dinyatakan
dalam bentuk uang".dimaksudkan untuk memberikan upah dan gaji yang berbeda,
tetapi bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun ditentukan oleh prestasi
kerja. Sedangkan menurut Heidjrahman adalah: "Pengupahan insentif
dimaksudkan untuk memberikan upah dan gaji yang berbeda karena prestasi kerja
yang berbeda." (Ranupandojo Heidjrahman, 1995,161)
Dari pengertian mengenai insentif diatas, dapat dikatakan bahwa insentif
merupakan salah satu rangsangari agar dapat mendorong seseorang untuk
berprestasi lebih baik, karena pada dasamya pengupahan insentif tersebut
dibayarkan berdasarkan kelebihan prestasi.
2.1.2. Jenis-jenis Insentif.
Dalam pelaksanaanya, insentif dapat digolongkan menjadi tiga jenis
insentif yang dapat dipakai oleh berbagai macam organisasi menurut Gany Dessler
(1995,411) yaitu terdiri dari:
1. Financial lncentive
Setiap orang cenderung pada finansial insentif, karena uang merupakan alat
utama yang dapat membantu manusia dalatn memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Bentuk dari pemberian insentif ini adalah:
a. Bonus
Dalam pemberian bonus sebagai insentif ini setiap orang akan memperolehnya
10
berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan tanpa memperhitungkan upah aktual
seseorang.
b. Komisi.
Adalah sejenis bonus yang dibayarkan pihak yang menghasilkan penjualan
yang melebihi standar. Kondisi irii biasanya diberikan kepada pegawai bagian
penjualan/marketing/salesman.
c. Profit Sharing.
Merupakan salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal pembayarannya
terdiri dari bermacam-macam bentuk, tetapi biasanya mencakup berupa
sebagian dari laba yang disertakan ke dalam suatu dana dan dimasukkan ke
dalam daftar pendapatan setiap peserta.
d. Pembayaran yang ditangguhkan.
Merupakan program balas jasa yang mencakup pembayaran di kemudian hari.
2. Non Finacial Incentive.
Suatu ganjaran bagi pegawai yang bukan berbentuk keuangan, dalam hal
ini merupakan kebutuhan pegawai yang bukan berwujud uang, misalnya:
a. Terjaminnya tempat kerja.
b. Terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
c. Adanya penghargaan berapa ujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik.
3. Social Incentive.
Sosial insentif ini tidak jauh berbeda dengan non financial incentive, tetapi
11
sosial insentif lebih cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan-rekan
sekerjanya.
Setelah melihat uraian diatas mengenai jenis-jenis insentif, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketiga jenis insentif sama pentingnya, yaitu pada dasarnya
untuk mencapai kepuasan kerja bagi para pegawainya, karena dengan kepuasan
kerja, mereka akan melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan menurut Sarwoto insentif dibedakan menjadi dua golongan, kedua jenis
insentif tersebut adalah:
1. Insentif Material
Insentif Material antara lain:
• Uang dan Barang
Insentif yang berbentuk uang dan barang dapat diberikan dalam berbagai
macam, antara lain:
(1) Bonus
(a) Uang yang dibayarkan sebagai balas jasa atas hasil pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
(b) Dalam perasahaan yang menggunakan system insentif lazimnya
beberapa persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu dimasukkan
ke dalam sebuah dana dan kemudian jumlah tersebut dibagi-bagi
antara pihak yang akan diberikan bonus.
(2) Komisi
Merupakan sejenis bomis yang dibayarkan kepada pihak bagian penjualan
yang menghasilkan penjualan yang baik.
12
(3) Profit Sharing
Salah Satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal pembayarannya dapat
diikuti bersama-sama pola, tetapi biasanya mencakup pembayaran berupa
sebagai dan hasil laba yaiig disetorkan ke dalam setiap peserta.
• Jaminan sosial.
Insentif yang diberikan dalam bentuk jaminan sosial lazimnya diberikan secara
kolektif, tidak ada unsur kompetitif dan setiap pegawai dapat memperolehnya
secara rata-rata dan otomatis.
Bentuk jaminan sosial:
(1) Pemberian rumah dinas.
(2) Pengobatan secara Cuma-Cuma.
(3) Kemungkinan untuk pembayaran secara angsuran oleh pekerja atas barangbarang
yang dibelinya dari Koperasi organisasi.
(4) Cuti sakit.
(5) Biaya pindah.
2. InsentifNonMaterial.
Insentif non material dapat diberikan dalam berbagai bentuk:
(a) Pemberian gelar (ntle) secara resmi,
(b) Pemberiantandajasa,
(c) Pemberian piagam penghargaan,
(d) Pemberian kenaikan pangkal atau jabatan.
13
Kedua bentuk insentif tersebut sama pentingnya dan lazimnya kedua insentif
tersebut digunakan untuk saling melengkapi, tergantung kondisi dan kebutuhan
pihak yang perlu dimotivasi, maka pelaksanaannya dapat dilakukan pada salah satu
bentuk yang sesuai.
2.1.3. Tujuan Dari Pemberian Inseintif.
Tujuan Pemberian insentif menunit Hani Handoko adalah:
"Tujuan pemberian insentif hakekatnya adalah untuk meningkatkan
motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dan gaji
dasar. (Hani Handoko,1996,176)
Werther dan Davis (1996:301) menjelaskan bahwa tujuan pemberian insentif
adalah untuk memenubi kepentingan dari berbagai pihak:
1. Purpose for society.
At present, incentive gave financial guarantee when employee is sick and not
able because old. Incentive is a contribute which not little for every employee
m socialization.
2. Purpose for organization.
Organization have many purpose when they offered incentive, other things :
a. Reduce overtime work cost.
b. Reduce absent employee and retire.
c. Benefit for Procurement Labor.
d. Satified employees Labor.
14
3. Employee purpose
Employee often looking for company which prepare incentive because
decrease their insurance cost.
Tujuan pemberian insentif adalah untuk memenuhi kepentingan dari berbagai
pihak antara lain:
1. Tujuan bagi masyarakat.
Dewasa ini, insentif memberikan jaminan keuangan pada waktu sakit dan tidak
mampu karena tua. Jadi insentif merupakan suatu andil yang tidak kecil bagi
setiap karyawan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan bagi organisasi.
Organisasi mempunyai berbagai tujuan ketika menawarkan insentif, antara
lain:
a. Mengurangi biaya lembur.
b. Mengurangi jumlah karyawan yang absent dan berhenti.
c. Menguntungkan dalam pengadaan tenaga kerja.
d. Memuaskan tujuan karyawan.
3. Tujuan Karyawan
Karyawan biasanya mencari perusahaan yang menyediakan insentif karena
mengurangi biaya asuransi mereka.
2.1.4. Pedoman Pemberian Insentif
Pemberian insentif pada karyawan bagian produksi pada PT. Adidi Citra
Estetika. adalah untuk menambah penghasilan karyawan dalam memenuhi
15
kebutuhan mereka dan dengan terpenuhinya kebutuhan mereka maka para
kaiyawan dapat bekerja lebih baik dan produktif.
Menurut Garry Dessler yang diterjemahkan oleh Drs. Benyamin Molan,
terdapat 6 (enam) pedoman pertimbangan khusus dalam mengembangkan suatu
rencana insentif yang efektif, yaitu;
a. Pastikanlah bahwa usaha dan imbalan saling berkaitan secara langsung.
Rencana insentif hendaknya memberikan imbalan pada karyawan dalam
proporsi yang langsung terhadap peningkatan produkstivitas, namun karyawan
harus pula memahami tugas-tugas yang dituntutkan kepada mereka.
b. Rencana pemberian insentif yang harus dipahami dan mudah dikalkulasi oleh
karyawan, karyawan hendaknya itnampu mengkalkulasi dengan mudah imbalan
yang akan diterima untuk berbagai tingkat usaha.
c. Susunan standar yang efektif.
Standar yang ditetapkan hendaknya dinilai adil dan wajar oleh karyawan.
Standar sebaiknya ditetapkaii tinggi, naimin cukup nalar untuk dicapai oleh
karyawan dengan peluang sebesar 50-50.
d. Standar yang ada haras terjamin.
Standar yang mendasari pemberian insentif hendaknya ditetapkan tidak
sepihak, sebaliknya karyawan perlu mengetahui standar output yang ditetapkan
perusahaan.
e. Tarif pokok perjam harus dijamin.
Tarif pokok karyawan sebaiknya dijamin, agar mereka akan tahu bahwa apa
16
pun yang terjadi mereka dapat sekurang-kurangnya memperoleh suatu upah
pokok minimum yang dijamin
f. Dapatkan dukungan untuk rencana insentif tersebut.
Keterbatasan kelompok kerja dapat merusak suatu rencana insentif. Oleh sebab
itu, dukungan kelompok kerja sangatlah penting sebelum rencana tersebut
mulai dilaksanakan.
2.2.1. PRODUKTIVITAS KERJA
Secara umum, pengertian produktivitas menyangkut hubungan antara
keluaran (output) dengan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Selain itu produktivitas juga sering diartikan orang sebagai
kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang atau
jasa, yang ditujukan untuk menjadikan hari esok lebih baik dibandingkan hari ini.
Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan
produktivitas karena peralatan produksi, teknologi serta sistem manajemen pada
hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Sejak awal perkembangan sampai
sekarang, banyak ahli yang mengemukakan definisi yang berbeda-beda tentang
namun pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama.
Prabu Mangkunegara :"Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan
antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukkan yang
sebenarnya".(Prabu Mangukunegara ,2000,18)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan pada dasamya
pengertian produktivitas mempunyai tujuan yang sama yaitu suatu tindakan yang
17
efisien dalam memproduksi sesuatu, baik barang maupun jasa, dengan cara
memanfaatkan serta meningkatkan sumber daya yang ada.
Bambang Kusriyanto, mengemukakan bahwa produktivitas karyawan:
"Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan
waktu (lazimnya per jam per orang)" (Bambang Kusriyanto, 1995,2)
J. Ravianto mengemukakan: "Produktivitas Karyawan mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan".(J.Ravianto,1990,3)
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas
karyawan adalah ukuran keberhasilan tenaga kerja dalam menghasilkan suatu
produk pada waktu tertentu.
2.2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
KARYAWAN.
Produktivitas karyawan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
berhubungan dengan karyawan itu sendiri, maupun faktor-faktor lainnya.
Sehubungan dengan itu, Payman Simanjuntak mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada suatu perusahaan meliputi:
1. Kualitas dan kemampuan.
2. Sarana pendukung.
3. Supra sarana.
Sedangkan menurut Ravianto faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
antara lain:
1. Pendidikan.
18
2. Ketrampilan.
3. Disiplin.
4. Sikap dan etika kerja.
5. Motivasi.
6. Gizi dan kesehatan.
7. Tingkat penghasilan.
8. Jaminan Sosial.
9. Lingkungan dan iklim kerja.
10. Hubungan industrial Pancasila.
11. Teknologi.
12. Sarana produksi.
13. Manajemen.
14. Kesempatan kerja dan berprestasi.
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas penting sekali untuk diperhatikan karena merapakan
peningkatan kualitas manusia, inanusia disini adalah karyawan. Meningkatkan
produktivitas karyawan merapakan sasaran strategis, karena peningkatan
produktivitas dari faktor-faktor lainnya sangat tergantung pada kemampuan tenaga
manusia yang memanfaatkannya.
2.2.3. HUBUNGAN INSENTIF DENGAN PRODUKTIVITAS
KARYAWAN
Sebagaimana yang telali kita ketahui, bahwa peranan manusia didalam
organisasi merupakan sesuatu yang perlu mendapat perhatian, mengingat tnanusia
19
merupakan salah satu faktor produksi yang sangat vital sebagai penggerakan
diantara berbagai faktor-faktor produksi lainnya didalam mencapai tujuan
organisasi. Seperti telah diuraikan sebelumnya, insentif merupakan salah satu
sarana sebagai pendorong kaiyawan agar lebih giat dan bersemangat dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga dapat tercapai produktivitas kerja karyawan
yang lebih tinggi secara lebih efektif dan lebih efisien.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Didalam perkembangan dunia usaha,
telah banyak teknik-teknik atau langkah-Iangkah yang dicoba untuk memanfaatkan
sumber daya perusahaan guna mencapai tingkat produktivitas kaiyawan yang
tinggi secara lebih efektif. Berbagai metode dan cara telah dikembangkan, dan
salah satu diantaranya adalah dengan pemberian insentif yang dianggap sebagai
factor strategis yang cukup tinggi.
Heidjrachman Mengemukakan : "Insentif merupakan daya tarik yang
menyebabkan seseorang melakiikan sesuatu karena bisa mendapatkan imbalan
yang memuaskan kebutuhan".(Heidjrachman,1995,212)
Hubungan yang paling jelas antara kompensasi dan prestasi kerja adalah melalui
sistem insentif seperti yang dikemukakan Hani Handoko :
"Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan
rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak
langsung dengan berbagai standar produktivitas Karyawan atau profitabilitas
organisasi atau kedua kriteria tersebut. Oleh karena itu, para karyawan yang
20
bekerja dibawah sistem insentif finansial berarti prestasi kerja mereka menentukan,
secara keseluruhan atau sebagian penghasilan mereka".(Hani Handoko, 1996,176)
Dalam memberikan insentif, perasahaan harus mengetahui kebutuhan
karyawan masing-masing. Dengan adanya kebutuhan, seseorang akan termotivasi
melakukan pekerjaan dan berarti dapat membantu dalam upaya memenuhi
kebutuhannya. Apabila kaiyawan merasa kebutuhannya dapat terpenuhi dengan
melakukan suatu pekerjaan, maka ia akan termotivasi untuk bekerja dengan lebih
baik dan secara otomatis berarti produktivitasnya meningkat. Pada hakekatnya
insentif dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik dengan memanfaatkan
unsure-unsur kerja yang lebih optimal, karena terdorong keinginan untuk
memperoleh insentif yang lebih baik dan tinggi. Hal ini dapat dicapai bila
karyawan memenuhi bahkan melarapaui target yang ditetapkan perusahaan.
2.2.4. Kerangka Teoritis
Keterangan : Dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan perusahaan
memberikan Insentif yang memadai sebagai suatu dorongan bagi karyawan dalam
bekerja yang dapat mengakibatkan produksi meningkat dan produktivitas
karyawan meningkat.